Potensi Bencana Banjir Kota Cirebon
Secara geografis, Indonesia berada pada daerah yang ditandai dengan gejolak cuaca dan fluktuasi iklim dinamis yang menyebabkan Indonesia rawan bencana alam kebumian, seperti badai, topan, siklon tropis, dan banjir. Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi pada wilayah Indonesia. Hampir setiap tahun banjir merupakan bencana yang cukup sering terjadi. Memasuki musim penghujan, kejadian bencana ini akan meningkat intensitasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon telah mendata wilayah rawan banjir yang dapat dijadikan sebagai acuan kesiapsiagaan banjir. Dari 22 kelurahan di Kota Cirebon, 17 diantaranya pernah mengalami banjir atau genangan pada tahun 2017-2020. 5 kelurahan yang tidak terjadi bencana banjir yaitu Kebonbaru, Kesenden, Sunyaragi, Lemahwungkuk, dan Pekalangan. Berdasarkan data yang dihimpun dari lapangan dan juga pihak kelurahan, banjir/genangan di Kota Cirebon disebabkan oleh sistem drainase yang rusak/berdaya tampung rendah, intensitas hujan tinggi, luapan air sungai/kali, pendangkalan sungai/kali, limpahan air sawah, dataran tanah yang lebih rendah, serta rob. Total warga terdampak banjir yang terjadi di Kota Cirebon pada tahun 2017-2020 yaitu ± 9386 orang, dengan ketinggian banjir bervariasi mulai dari 40 cm hingga 2,5 meter dan umumnya surut dalam hitungan jam.
Hujan dengan durasi yang lama dan lebat dapat memicu terjadinya banjir akibat sungai yang tidak mampu untuk menampung air hujan dan juga daerah resapan air yang cenderung berkurang. Setiap tahun BMKG telah mengeluarkan imbauan mengenai prediksi puncak musim penghujan dan persiapan yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya banjir besar. Salah satunya dengan memperlancar aliran sungai yang mungkin terhambat karena sampah dan membuat resapan-resapan air agar tidak semua air hujan langsung mengalir ke sungai.
Menurut BMKG, Analisis Musim Hujan 2020/2021 Kota Cirebon terjadi pada bulan Oktober 2020 – April 2021, dimana puncak musim hujan terjadi pada Bulan Februari 2021 dengan curah hujan 401 s.d. > 500 mm (sangat tinggi). Menyikapi bencana hidrometeorologi yang masih terus terjadi, masyarakat Kota Cirebon diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga. Kesiapsiagaan di tingkat keluarga sangat dibutuhkan untuk mencegah dan menghindari jatuhnya korban jiwa, seperti berlindung di dalam bangunan kuat saat angin kencang terjadi, mematikan jaringan listrik rumah apabila ada tanda-tanda banjir maupun menyiapkan tas siaga bencana.