BPBD Kota Cirebon

Geologi Regional Kota Cirebon

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Salah satu yang berasal dari alam yaitu adanya faktor geologi. Tatanan geologi memungkinkan Indonesia terdampak kejadian bahaya, seperti gempabumi, tsunami, erupsi gunungapi, serta pergerakan tanah, tidak terkecuali Kota Cirebon. Meskipun frekuensi kejadiannya rendah, bencana geologi bisa mengakibatkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang besar. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan infrastruktur akan meningkatkan potensi risiko bencana geologi jika tidak diimbangi dengan adanya upaya-upaya dalam mengurangi risiko bencana, salah satunya melalui komunikasi, penyampaian informasi, dan edukasi perihal bencana.

Menurut P. H. Silitonga, dkk. (1996), Kota Cirebon termasuk ke dalam Satuan Dataran Rendah dan Satuan Perbukitan Bergelombang. Satuan Dataran Rendah dicirikan oleh batuan tersusun atas aluvium, batupasir tufan, batulempung, dan batupasir breksian atau konglomeratan; dan sungai berkelok-kelok, tetapi relatif lebih teratur arahnya, dengan pola yang hampir sejajar ke arah utara. Satuan Perbukitan Bergelombang dicirikan oleh batuan hasil erupsi muda dari G. Careme berupa lahar, breksi, dan batupasir tufan berlapis mendatar, diselingi lapisan kerikil; mendekati dataran aluvium, sungai-sungai di satuan ini menunjukkan gejala dari sungai muda ke dewasa.

Kota Cirebon masuk ke dalam Peta Geologi Lembar Cirebon (P. H. Silitonga, dkk., 1996). Dimana wilayah Kota Cirebon memiliki 5 satuan geologi, dari tua ke muda yaitu :

  1. Formasi Kalibiuk

Formasi ini terdiri dari batupasir tufan, halus, putih kekuningan, dengan lapisan yang sering tidak jelas, lapisan tipis-tipis konglomerat; batupasir kasar gampingan yang mengandung fosil moluska dan koral, serta batulempung dengan fosil foraminifera kecil dan moluska, yang merupakan bagian tengah runtuhan; batupasir kompak gampingan, yang seringkali menunjukkan struktur ‘boudin’; dan batulanau. Setempat-setempat terdapat lensa kecil batugamping dan di dalam batulempung. Lingkungan pengendapan formasi diduga pasang-surut serta berumur akhir Pliosen Awal sampai awal Pliosen Tengah.

Formasi ini tersebar di bagian selatan Kota Cirebon, yaitu Kelurahan Argasunya.

 

  1. Formasi Gintung

Formasi ini terdiri dari perselingan batulempung tufan, batupasir tufan, konglomerat dan breksi. Umumnya satuan batuan berkemiringan hampir datar, dengan derajat kepadatan dan penyemenan yang belum kuat. Dalam batupasir sering terlihat adanya pecahan- pecahan plagioklas, kristal kuarsa, dan batuapung. Breksi dan konglomerat, berkomponen batuan beku bersifat andesit dengan garis tengah antara 1-5 cm, namun setempat ada yang mencapai 50 cm. Konglomerat mengandung kayu terkersikkan dan terarangkan, serta sisa-sisa vertebrata yang kurang terawetkan. Lingkungan pengendapan formasi berada di darat sampai peralihan serta berumur Plistosen Tengah-Akhir.

Formasi ini tersebar di bagian selatan, tengah, dan barat Kota Cirebon, yaitu Kelurahan Argasunya, Kalijaga, Harjamukti, Karyamulya, dan sebagian Kelurahan Sunyaragi, Kecapi, Drajat.

 

  1. Hasil Gunungapi Muda Careme

Satuan ini terdiri dari lahar, breksi dan batupasir tufan. Singkapan breksi umumnya masih padu, sedangkan batupasir tufan dan lahar telah melapuk dan berubah menjadi pasir dan pecahan-pecahan lepas batuan beku. Pelapukan yang telah berlanjut menghasilkan tanah penutup berwarna kuning kemerahan atau kecoklatan. Satuan ini berumur Holosen.

Satuan ini tersebar di bagian barat Kota Cirebon, yaitu Kelurahan Karyamulya.

 

  1. Endapan Pantai

Lumpur hasil endapan rawa, lanau serta lempung kelabu yang mengandung cangkang kerang hasil pengendapan di sekitar pantai. Satuan ini berumur Holosen.

Satuan ini tersebar di bagian timur, tengah, utara, dan barat Kota Cirebon, yaitu Kelurahan Larangan, Kecapi, Pegambiran, Kasepuhan, Jagasatru, Drajat, Pulasaren, Lemahwungkuk, Pekalipan, Kesambi, Pekiringan, Pekalangan, Panjunan, Kejaksan, Sukapura, Kebonbaru, Kesenden, Sunyaragi, dan sebagian Kelurahan Karyamulya.

 

  1. Endapan Aluvium

Kerikil, pasir, dan lempung yang berwarna kelabu. Terendapkan sepanjang dataran banjir sungai. Satuan ini berumur Holosen.

Satuan ini tersebar di bagian utara Kota Cirebon, sepanjang pesisir Kelurahan Pegambiran, Panjunan, Kebonbaru, dan Kesenden.

 

Struktur geologi yang berkembang di Kota Cirebon (P. H. Silitonga, dkk., 1996) relatif sederhana. Terdapat sumbu lipatan di Kabupaten Cirebon dekat dengan Kelurahan Argasunya. Sumbu lipatan berarah Baratlaut – Tenggara. Lipatan diduga terbentuk karena adanya gaya kompresi terhadap batuan sedimen laut pada Tersier, dengan arah utama Selatan Baratdaya – Utara Timurlaut.